Pembibitan swadaya kopi sebagai salah satu usaha untuk mendukung kegiatan Seger Tanpo AC. Pembibitan swadaya tersebut kami buat di KTH Budi Luhur Lestari Desa Wates Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo dengan jumlah 1000 bibit. Bibit tersebut merupakan permintaan dari masyarakat setempat karena mereka sudah merasakan akan manfaat dari menanam kopi.
Kopi
adalah salah satu tanaman semak yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan
ketinggian 700 – 1600 mdpl. Pohon kopi dipangkas pendek untuk menghemat energi
dan bantuan panen, namun bisa tumbuh lebih dari 30 kaki (9 meter) tinggi.
Setiap pohon ditutupi daun hijau dan ranting yang saling bertautan saling
berpasangan. Ceri kopi tumbuh di sepanjang cabang. Karena tumbuh dalam siklus
yang terus menerus, tidak biasa melihat bunga, buah hijau dan buah matang
bersamaan pada satu pohon. Dibutuhkan hampir setahun untuk ceri yang
matang setelah berbunga pertama, dan sekitar 5 tahun pertumbuhan mencapai
produksi buah penuh. Sementara tanaman kopi bisa hidup sampai 100 tahun, mereka
umumnya paling produktif antara usia 7 dan 20. Perawatan yang tepat dapat
mempertahankan dan bahkan meningkatkan hasilnya selama bertahun-tahun,
tergantung varietasnya.
Rendahnya produktivitas
kopi di Indonesia disebabkan antara lain: (1) bahan tanaman yang digunakan
petani bukan klon/varietas unggul dan (2) petani belum sepenuhnya menerapkan
teknologi budidaya sesuai anjuran. Untuk menerapkan teknologi bididaya sesuai anjuran
harus dimulai dari penggunaan Varietas unggul dan cara pembibitan yang sesuai
dengan praktik budidaya kopi yang baik (good agricultural practices/GAP).
Perbanyakan
bahan tanaman kopi dapat dilakukan secara konvensional dan non konvensional.
Perbanyakan secara konvensional dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) .
Benih (Biji) kopi yang akan disemai harus diambil dari pohon yang
berproduksi tinggi (produksi buah di atas 5 kg/pohon/tahun) dalam tiga musim
(stabil). Buah kopi berwarna merah/kuning
(matang fisiologis) diambil dari
bagian tengah cabang produksi yang berbuah
lebat dengan cara dipetik satu per satu.
Buah
kopi hasil panen kemudian disortir dengan cara direndam dalam bak
air dan dipilih buah kopi yang tenggelam. Buah kopi terpilih kemudian dikupas
kulit buahnya dengan menggunakan tangan atau diinjak dengan kaki. Pengupasan
dapat juga menggunakan mesin pengupas kulit buah ( pulper ). Buah kopi yang sudah di kupas kemudian di fermentasi selama 12 jam dan di cuci untuk menghilangkan lendirnya. Kopi gabah kemudian di kering anginkan selama 2-3 hari di tempat yang teduh ( kadar air sekitar 30% ).
Lokasi bedengan persemaian
Bedengan persemaian biji kopi lokasinya harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Mudah diawasi (di pinggir jalan), dekat areal pembenihan dan penanaman (kebun).
2 2. Lahan datar, berdrainase baik (tidak
tergenang air) dan dekat sumber air.
3 3. Lahan/tanah untuk
persemaian bebas dari nematoda
parasit dan jamur akar kopi.
Penyemaian biji kopi
Cara penyemaian biji kopi pada bedengan yang telah disiapkan dilakukan sebagai berikut:
1. Sebelum dilakukan penyemaian biji kopi, bedengan disiram air sampai jenuh (merata) menggunakan gembor.
2. Penyemaian dilakukan dengan cara membenamkan biji pada bedengan sedalam ± 0,5 cm, permukaan biji yang rata harus menghadap ke bawah. Jarak tanam yang digunakan dalam penyemaian tersebut adalah 3 cm x 5 cm.
3. Setelah semua biji tertata/dibenamkan di atas bedengan, pada bagian atas biji tersebut diberikan potongan jerami atau alang-alang, agar terlindung curahan air siraman.
Pembuatan Bedengan Perbenihan
Bedengan pembenihan merupakan tempat penanaman biji yang telah disemaikan (fase kepelan). Cara pembuatan bedengan tersebut hampir sama dengan bedengan penyemaian yang berbeda adalah media tumbuh yang digunakan. Adapun syarat media pembenihan sebagai berikut:
1. Lokasi bedengan dekat dengan kebun (lokasi penanaman).
2. Media tumbuh yang digunakan pada bedengan berupa campuran tanah lapisan atas, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 2.
3. Apabila bedengan mempunyai tanah lapisan atas yang gembur, media tumbuh cukup berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 :
4. Media tumbuh dapat juga menggunakan tanah hutan lapisan atas (0-20 cm) tanpa campuran pasir dan pupuk kandang.
5. Pilih benih kopi pada fase kepelan yang tumbuhnya normal dan sehat, akarnya dipotong 5,0–7,5 cm dari pangkal. Benih ditanam dalam bedengan dengan cara melubangi media tumbuh ( ditugal ) sedalam ± 10 cm,tanah di padatkan agar akar tidak menggantung (tanah berongga). Diusahakan agar akar tidak terlipat/bengkok. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 25 c
Penanaman dalam polybag
Selain dalam bedengan pembenihan, penanaman benih kopi pada fase kepelan, dapat dilakukan dalam polybag. Adapun cara penanamannya sebagai berikut:
1. Polybag yang digunakan berukuran lebar 15 cm, tinggi 25cm, tebal 0,08 mm, dan diberi lubang sebanyak 15 Ukuran polybag ini cukup untuk kopi Arabika tipe katai, sedangkan tipe/klon/varietas lain ukuran polybag perlu disesuaikan.
2. Polybag diisi dengan media tumbuh (jenisnya sama dengan bedengan pembenihan) dan disiram air hingga basah menggunakan ge Selanjutnya, diatur/ditata di bedengan dengan jarak antar polybag sekitar 7 cm sehingga jika lebar bedengan 120 cm dapat diisi dengan enam baris.
3. Sebelum benih kopi yang terpilih ditanam, akarnya dipotong 5,0–7,5 cm dari pangkal dan polybag yang berisi media tumbuh ditugal sedalam ± 10 Setelah benih ditanam dalam, tanah dipadatkan (menggunakan tangan) agar akar tidak menggantung (tanah berongga) dan diusahakan agar akar tidak terlipat/bengkok.
Pemeliharaan benih
Agar benih kopi tumbuh dengan baik maka perlu dilakukan pemeliharaan yang intensif. Kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Agar benih dapat beradaptasi dengan kondisi di lapang (kebun), secara bertahap intensitas cahaya matahari pada areal pembenihan dinaikkan dengan cara membuka naungan sedikit demi sedikit.
2. Penyiraman benih dilakukan sesuai dengan kondisilingkungan (terutama curah hujan).
3. Media tumbuh digemburkan setiap dua bulan sekali, rumput/gulma yang tumbuh dibersihkan/dibuang.
4. Pupuk yang diberikan pada benih kopi dapat berupa padatan maupun larutan dan dosisnya disesuaikan dengan umur be Apabila berupa padatan, pada umur 1–3 bulan dosisnya adalah 1 g Urea/benih + 2 g SP36/benih + 2 g KCl/benih. Pada umur 3–8 bulan diberikan 2 g Urea / benih. Jika berupa larutan Urea diberikan dengan konsentrasi 0,2% sebanyak 50–100 ml/benih/2 minggu.
5. Hama yang sering menyerang benih kopi adalah ulat kilan, belalang, dan bekicot, sedangkan penyakit yang sering dijumpai adalah rebah batang (Rhizoctonia solani). Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara manual maupun
4. Benih kopi siap ditanam pada umur 10-12 bulan setelah penyemaian atau telah mempunyai 5 pasang daun dewasa.
Semoga pembuatan bibit kopi iniberhasil dan dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Wates Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo dan hasilnya nanti dapat meningkatn taraf hidup masyarakat setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar