Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan
dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari
bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu
tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem
rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi
tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. Bambu diklasifikasikan ke lebih dari 10 genus
dan 1450 spesies. Spesies bambu ditemukan di berbagai lokasi iklim, dari
iklim dingin pegunungan hingga daerah tropis panas. Terdapat dua bentuk bambu
secara umum, yaitu bambu berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae, dan bambu
rerumputan dari suku Olyreae. Analisis
molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat tiga sampai lima garis
keturunan utama dari bambu.
Bambu
adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia, dilaporkan dapat
tumbuh 100 cm (39 in) dalam 24 jam. Namun laju pertumbuhan ini
amat ditentukan dari kondisi tanah lokal, iklim, dan jenis spesies. Laju
pertumbuhan yang paling umum adalah sekitar 3–10 cm (1,2–3,9 in) per
hari. Bambu pernah tumbuh secara besar-besaran pada periode Cretaceous, di wilayah yang kini disebut dengan Asia.
Beberapa dari spesies bambu terbesar dapat tumbuh hingga melebihi 30 m
(98 ft) tingginya, dan bisa mencapai diameter batang 15–20 cm
(5,9–7,9 in). Namun spesies tertentu hanya bisa tumbuh hingga ketinggian
beberapa inci saja.
Bambu
termasuk dalam keluarga rumput-rumputan, yang dapat menjadi penjelasan mengapa
bambu memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa ketika bambu
dipanen, bambu akan tumbuh kembali dengan cepat tanpa mengganggu ekosistem.
Tidak seperti pohon, batang bambu muncul dari permukaan dengan diameter penuh
dan tumbuh hingga mencapai tinggi maksimum dalam satu musim tumbuh (sekitar 3
sampai 4 bulan). Selama beberapa bulan tersebut, setiap tunas yang muncul akan
tumbuh vertikal tanpa menumbuhkan cabang hingga usia kematangan dicapai. Lalu,
cabang tumbuh dari node dan daun muncul. Pada tahun berikutnya, dinding batang
yang mengandung pulp akan mengeras. Pada tahun ketiga, batang semakin mengeras.
Hingga tahun ke lima, jamur dapat tumbuh di bagian luar batang dan menembus
hingga ke dalam dan membusukkan batang. Hingga tahun ke delapan (tergantung
pada spesies), pertumbuhan jamur akan menyebabkan batang bambu membusuk dan
runtuh. Hal ini menunjukkan bahwa bambu paling tepat dipanen ketika berusia antara tiga
hingga tujuh tahun. Bambu tidak akan bertambah tinggi atau membesar batangnya
setelah tahun pertama, dan bambu yang telah runtuh atau dipanen tidak akan
digantikan oleh tunas bambu baru di tempat ia pernah tumbuh.
Banyak
spesies bambu tropis akan mati pada temperatur mendekati titik beku, sementara
beberapa bambu di iklim sedang mampu bertahan hingga temperatur −29 °C
(−20 °F). Bambu dari genus Phyllostachys dikategorikan sebagai spesies
invasif di Amerika Serikat dan jual-beli maupun perbanyakan
adalah ilegal. Kebanyakan bambu berbunga sangat jarang. Faktanya, bambu hanya
berbunga dengan interval 5 sampai 120 tahun. Pembungaan massal pada spesies
tertentu berbeda-beda waktunya. Pembungaan massal yang paling lama periodenya
adalah bambu dari spesies Phyllostachys bambusoides.
Spesies ini berbunga secara massal dalam waktu bersamaan meski terpisah secara
geografis dan iklim, dan setelah itu bambu akan mati menyisakan rizomanya.
Pembungaan ini memiliki dampak yang kecil, sehingga mengindikasikan keberadaan
alarm biologis di dalam sel yang memicu penjatahan energi untuk memproduksi
bunga dan menghentikan pertumbuhan vegetatif. Mekanisme ini, termasuk
penyebabnya secara volusi, masih menjadi pertanyaan.
Satu
hipotesis yang menjelaskan evolusi dari
pembungaan massal ini adalah untuk "mengenyangkan" predator, di mana
pembungaan dan pembuahan dalam waktu yang bersamaan akan meningkatkan ketahanan
populasi benih mereka dengan membanjiri area dengan buah sehingga predator akan
memakan yang mereka butuhkan dan lalu meninggalkan biji-bijian yang tersisa
untuk tumbuh menjadi tanaman baru. Bambu memiliki siklus pembungaan yang jauh
melebihi usia hidup rodent sehingga
mampu mengatur populasi rodent agar tidak terbiasa memakan buah bambu. Dan
bambu dewasa yang mati sebelum berbunga akan lebih efektif jika tidak
dipertahankan sebagai mekanisme penyimpanan energi untuk melakukan pembungaan.
Hipotesis
lainnya adalah berdasarkan pada teori kebakaran hutan bambu, dimana kematian
massal pasca pembungaan memicu gangguan habitat. Bambu yang mengering di atas
biji-bijian yang telah jatuh di atas tanah dapat memicu kebakaran hutan akibat
sambaran petir. Karena bambu dapat menjadi tanaman suksesi yang agresif, dan
tunas bambu yang baru dapat mencegah pertumbuhan tanaman yang lain sehingga
mereka mampu menguasai lahan.
Namun
kedua hipotesis diragukan dengan berbagai alasan. Hipotesis
"pengenyangan" predator tidak menjelaskan secara detail mengapa
pembungaan massal memakan waktu hingga 10 kali usia hidup rodent. Dan hipotesis
kebakaran bambu diragukan karena tidak ditemukan bukti terjadinya kebakaran
hutan bambu akibat sambaran petir; hampir semuanya disebabkan oleh manusia. Dan
teori pemanfaatan sambaran petir sebagai satu-satunya alasan dalam kemajuan
evolusi bambu diragukan karena sambaran petir merupakan kejadian alam yang sangat
tidak terduga. Meski kebakaran hutan akibat sambaran petir sebenarnya
terjadi dalam jangka waktu evolusi kehidupan di bumi di beberapa tempat. Dan
spesies tanaman Pinus
contorta membutuhkan pemicu ekologis seperti
kebakaran hutan untuk menyebarkan biji lebih cepat, dan Sequoiadendron giganteum membutuhkan
kebakaran hutan agar tunas mereka mampu mendominasi hutan.
Pemanenan kayu
Bambu yang digunakan untuk kegiatan
konstruksi harus dipanen ketika batang mencapai kekuatan tertingginya dan
ketika kadar gula di dalam batang berada dalam kondisi terendah, karena
keberadaan gula mempermudah bambu untuk diserang hama.
Pencucian
Pencucian atau pengawa-lindian adalah penguraian getah
bambu setelah pemanenan. Di banyak tempat di dunia, kadar getah dikurangi
dengan berbagai cara:
1.
Bambu yang
telah dipotong ditegakkan dengan bantuan bambu yang masih tertanam hingga daun
yang masih menempel pada bambu berwarna kekuningan. Hal ini bertujuan agar
kadar gula dalam getah dimanfaatkan oleh daun dan ranting bambu terlebih
dahulu. Biasanya dilakukan selama dua minggu.
2. Cara yang
sama dengan di atas namun bagian dasar bambu direndam dalam sungai atau drum air. Cara ini lebih cepat karena getah gula keluar
hanyut atau larut oleh air.
3.
Dibaringkan
dan direndam di badan air yang mengalir.
4.
Air
dipompakan ke dalam batang bambu setelah bagian dalamnya dilubangi.
Dalam proses pencucian, bambu dikeringkan perlahan
di tempat teduh untuk mencegah retaknya lapisan luar bambu.
Manfaat
Bambu
ini juga dimanfaatkan sebagai bahan ramuan rumah: tiang, dinding, lantai,
langit-langit, atap; serta untuk konstruksi pelbagai bangunan lain termasuk
jembatan. Berat
jenis bambu tali
berkisar antara 0,50-0,67. Bilah bambu yang diambil dari buluh berusia 3 tahun
yang dikeringkan di udara (kadar air 15,1%) memiliki sifat-sifat mekanis,
berturut-turut untuk bilah dengan buku dan tanpa buku, sbb.: keteguhan patah
87,5 N/mm² dan 74,9 N/mm²; keteguhan
tekan sejajar arah serat 37,5 N/mm² dan 33,9 N/mm²; keteguhan geser
7,47 N/mm² dan 7,65 N/mm²; serta keteguhan tarik sebesar
299 N/mm². Bambu tali telah dimanfaatkan sebagai bahan papan serat.
Kandungan
pati pada buluh berfluktuasi antara 0,24-0,71%, bergantung pada musim. Untuk
mengurangi kadar pati dan meningkatkan keawetan bambu sebagai bahan bangunan,
buluh-buluh ini direndam selama sekurang-kurangnya 30 hari dalam air yang
menggenang atau yang mengalir lambat (misalnya di sawah).
Sebelumnya, buluh harus dikeringkan lebih dulu dengan cara ditegakkan dan
diangin-anginkan di bawah naungan, sampai menjadi kuning dan benar-benar
kering.
Rebungnya pahit rasanya dan umumnya tidak
dimakan. Sebagian orang merendamnya lebih dulu selama 3-4 hari dalam air atau
dalam lumpur, sebelum dimasak.
Bambu
tali tercantum dalam lontar usada, yakni kitab pengobatan kuno
dari Bali. Disebutkan dalam lembar-lembar lontar tersebut, akar dan buluh bambu
apus dapat digunakan untuk mengobati kencing manis dan meremajakan kulit. Uji
laboratorium mendapatkan bahwa ekstrak akar dan buluh bambu tali
mengandung asam-asam
lemak, baik asam
lemak jenuh maupun asam lemak
tidak jenuh seperti asam oleat, serta pelbagai senyawa lainnya. Sementara itu ekstrak daun
bambu tali diketahui memiliki sifat menghambat aktivitas bakteria Escherichia coli penyebab diare.
Kelebihan Bambu :
1.
Ramah
gempa
Bambu memiliki serta melampaui
kekuatan daya tarik baja dengan diameter yang sama
2.
Tahan
angin
Ketahanan terhadap angin juga bias di
tingkatkan dengan bermain pada bukaan
atap. Pada bambu banyak celah fleksibel yang bias di lalui angin.
3.
Mudah
di temukan
Bahan ini mudah di dapat karena tidak
memerlukan waktu lama untuk panen. Sementara kayu lebih mahal dan langka karena
harus menunggu selama puluhan tahun agar cukup kuat untuk bias di gunakan
sebagai bahan bangunan
4.
Tanaman
bambu hidup lebih lama
Di bandingkan dengan bahan kayu, bahan
bambu dapat hidup lebih lama. Ketika batang batang bambu di panen, maka tanaman
induknya tidak lantas langsung mati.
Produk olahan bambu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar