Jumat, 23 Juni 2023

Penerapan Sistem Silvikultur pada Hutan Rakyat

Pengelolaan hutan rakyat juga sangat layak untuk dioptimalkan karena adanya tantangan berat bagi rehabilitasi hutan kita yang semakin hancur dewasa ini. Kebun-kebun pekarangan (homegarden) memadukan berbagai sumberdaya tanaman asal hutan dengan jenis-jenis tanaman eksotis yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, seperti buah-buahan, sayuran dan tanaman untuk penyedia bumbu dapur (Bhs. Jawa : empon-empon), tanaman obat, serta jenis tanaman yang diyakini memiliki kegunaan gaib. Sebagai contoh, menurut kepercayaan di Jawa ranting pohon kelor (Moringa pterygosperma Gaerttn.) dapat digunakan untuk menghilangkan kekebalan seorang yang ber’ilmu’, ranting bambu kuning dapat digunakan untuk mengusir ular, dan sebagainya.Seiring dengan pengelolaan hutan yang belum optimal tersebut, maka ditawarkan tindakan silvikultur seperti kegiatan pemeliharaan yang dapat membantu pengelolaan hutan rakyat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu dengan mengelola hutan rakyat, tekanan yang hebat terhadap hutan negara lambat laun akan dapat dihilangkan atau setidaknya dapat ditekan dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani penggarap.



Peranan hutan rakyat sangat besar bagi keberlanjutan kehidupan manusia di Indonesia. Produktivitas hutan rakyat sampai saat ini belum optimal. Hal ini disebabkan beberapa hal sebagai berikut :

·        keterbatasan masyarakat dalam pengetahuan teknik silvikultur seperti pemilihan jenis pohon, penggunaan bibit unggul, pengaturan jarak tanam dan pemeliharaan tanaman, sehingga pertumbuhan dan mutu tegakan yang dihasilkan kurang baik,

·        keterbatasan modal masyarakat dalam mengembangkan usaha hutan rakyat

·        luas pemilikan lahan yang relatif sempit dan lokasi yang terpencar menyulitkan pengelolaan dalam satu kejadian manajemen. Selanjutnya karena belum adanya persatuan antara pemilik hutan rakyat, menyebabkan keputusan masih tergantung kepada masing-masing pemilik sehingga kontunuitas produksi sulit dicapai,

·        pembinaan tidak berkelanjutan dan hanya diarahkan pada kegiatan keproyekan jangka pendek.

Beberapa Manfaat yang dapat diberikan oleh kehadiran hutan rakyat antara lain:

Ø Memanfaatkan lahan tidak subur secara maksimal dan lestari menjadi lahan yang subur.

Ø Meningkatkan produksi kayu dalam mengatasi kekurangan kayu bakar, kayu perkakas, bahan bangunan dan lain-lain.

Ø Menyediakan bahan baku industri yang memerlukan bahan baku kayu (pabrik kertas, dll).

Ø Meningkatkan pendapatan petani (poverty elleviation).

Ø Mempercepat rehabilitasi lahan dan mewujudkan terbinanya lingkungan hidup sehat dan kelestarian sumberdaya alam.

Ø Menambah lapangan kerja bagi penduduk pedesaan.

Permasalahan penerapan teknik silvikultur sering kita temui dalam masyarakat akibat dari kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang teknik penerapan silvikultur pemeliharaan yang benar dan sesuai dengan aturannya secara teknis. Beberapa permasalahan penerapan teknik silvikultur pemeliharaan yang sering terjadi atau ditemui pada hutan rakyat antara lain;

·          Rehabilitasi Teras dan Saluran Pembuangan Air (SPA/SPAT), dimana masih belum semua hutan rakyat melaksanakan kegiatan ini, karena masih menganggap tidak penting.

·          Pelaksanaan Pemupukan , kegiatan ini seringkali tidak dapat dilaksanakan oleh para petani, karena harga pupuk yang mahal sehingga petani tidak mampu untuk membeli. Dengan demikian tanaman di hutan rakyat menjadi tidak subur. Contoh di hutan rakyat di Jawa ( Haryanto,2000)

·          Penyiangan, kegiatan penyiangan ini hal yang penting untuk memberikan ruang tumbuh bagi pertumbuhan, tapi kadang petani belum menganggap sebagai suatu kegiatan yang penting. Hal ini mengakibatkan pohon- pohon kehutanan maupun tanaman pertanian akan terganggu pertumbuhannya.

·          Kesalahan dalam kegiatan Pemangkasan Cabang (Prunning), akibat dari pengetahuan dan ketrampilan yang belum dimiliki oleh para petani.

·          Kesalahan penerapan penjarangan, akibat dari kurangnya pengetahuan dan teknik dalam pelaksanaan.

Pencegahan hama dan peyakit, kegiatan ini dilakukan sering hanya dilakukan oleh petani disaat areal hutan atau tanaman terserang penyakit.