Selasa, 05 Juli 2022

Pembibitan swadaya kopi sebagai salah satu usaha untuk mendukung kegiatan Seger Tanpo AC

 

Pembibitan swadaya kopi sebagai salah satu usaha untuk mendukung kegiatan Seger Tanpo AC. Pembibitan swadaya  tersebut kami buat di KTH Budi Luhur Lestari Desa Wates Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo dengan jumlah 1000 bibit. Bibit tersebut merupakan permintaan dari masyarakat setempat karena mereka sudah merasakan akan manfaat dari menanam kopi. 

Kopi adalah salah satu tanaman semak yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian 700 – 1600 mdpl. Pohon kopi dipangkas pendek untuk menghemat energi dan bantuan panen, namun bisa tumbuh lebih dari 30 kaki (9 meter) tinggi. Setiap pohon ditutupi daun hijau dan ranting yang saling bertautan saling berpasangan. Ceri kopi tumbuh di sepanjang cabang. Karena tumbuh dalam siklus yang terus menerus, tidak biasa melihat bunga, buah hijau dan buah matang bersamaan pada satu pohon. Dibutuhkan hampir setahun untuk ceri yang matang setelah berbunga pertama, dan sekitar 5 tahun pertumbuhan mencapai produksi buah penuh. Sementara tanaman kopi bisa hidup sampai 100 tahun, mereka umumnya paling produktif antara usia 7 dan 20. Perawatan yang tepat dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan hasilnya selama bertahun-tahun, tergantung varietasnya. 

Rendahnya produktivitas kopi di Indonesia disebabkan antara lain: (1) bahan tanaman yang digunakan petani bukan klon/varietas unggul dan (2) petani belum sepenuhnya menerapkan teknologi budidaya sesuai anjuran. Untuk menerapkan teknologi bididaya sesuai anjuran harus dimulai dari penggunaan Varietas unggul dan cara pembibitan yang sesuai dengan praktik budidaya kopi yang baik (good agricultural practices/GAP).

Perbanyakan bahan tanaman kopi dapat dilakukan secara konvensional dan non konvensional. Perbanyakan secara konvensional dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) . Benih (Biji) kopi yang akan disemai harus diambil  dari  pohon yang berproduksi tinggi (produksi buah di atas 5 kg/pohon/tahun) dalam tiga musim (stabil).    Buah kopi berwarna   merah/kuning   (matang   fisiologis)   diambil   dari bagian  tengah  cabang  produksi  yang  berbuah  lebat  dengan cara dipetik satu per satu.

Buah kopi hasil panen  kemudian  disortir dengan cara direndam dalam bak air dan dipilih buah kopi yang tenggelam. Buah kopi terpilih kemudian dikupas kulit buahnya dengan menggunakan tangan atau diinjak dengan kaki. Pengupasan dapat juga menggunakan  mesin pengupas kulit buah ( pulper ). Buah kopi yang sudah di kupas kemudian di fermentasi selama 12 jam dan di cuci untuk menghilangkan lendirnya. Kopi gabah kemudian di kering anginkan selama 2-3 hari di tempat yang teduh ( kadar air sekitar 30% ).

Lokasi bedengan persemaian

Bedengan persemaian biji kopi lokasinya harus memenuhi syarat sebagai berikut : 

1. Mudah diawasi (di pinggir jalan), dekat areal pembenihan dan penanaman (kebun).

2          2.  Lahan datar, berdrainase baik (tidak tergenang air) dan dekat sumber air.

3       3. Lahan/tanah  untuk   persemaian   bebas   dari   nematoda parasit dan jamur akar kopi.

      Penyemaian biji kopi

Cara penyemaian biji kopi pada bedengan yang telah disiapkan dilakukan sebagai berikut: 

1. Sebelum  dilakukan   penyemaian   biji   kopi,   bedengan disiram air sampai jenuh (merata)  menggunakan gembor. 

2. Penyemaian dilakukan  dengan  cara  membenamkan  biji pada bedengan sedalam ± 0,5 cm, permukaan biji yang rata harus menghadap ke bawah. Jarak tanam yang digunakan dalam penyemaian tersebut adalah 3 cm x 5 cm. 

3.  Setelah semua biji  tertata/dibenamkan di atas bedengan, pada bagian atas biji tersebut diberikan potongan jerami atau alang-alang, agar terlindung curahan air siraman.



Pembuatan Bedengan Perbenihan

Bedengan pembenihan merupakan tempat penanaman biji yang telah disemaikan (fase kepelan). Cara pembuatan bedengan tersebut hampir sama dengan bedengan penyemaian yang berbeda adalah media tumbuh yang digunakan.  Adapun syarat media pembenihan sebagai berikut:

1. Lokasi bedengan dekat dengan kebun (lokasi penanaman).

2. Media tumbuh  yang  digunakan  pada  bedengan  berupa campuran tanah lapisan atas, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 2. 

3. Apabila bedengan  mempunyai  tanah  lapisan  atas  yang gembur, media tumbuh cukup berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 :

4. Media tumbuh  dapat  juga  menggunakan  tanah  hutan lapisan atas (0-20 cm) tanpa campuran pasir dan pupuk kandang.

5. Pilih benih  kopi  pada  fase  kepelan  yang  tumbuhnya normal dan sehat, akarnya dipotong 5,0–7,5 cm dari pangkal. Benih ditanam dalam bedengan dengan cara melubangi media tumbuh ( ditugal ) sedalam ± 10 cm,tanah di padatkan  agar  akar  tidak  menggantung  (tanah berongga). Diusahakan agar akar tidak terlipat/bengkok. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 25 c

Penanaman dalam polybag

Selain dalam bedengan pembenihan, penanaman benih kopi pada fase kepelan, dapat dilakukan dalam polybag. Adapun cara penanamannya sebagai berikut:

1. Polybag yang digunakan berukuran lebar 15 cm, tinggi 25cm, tebal 0,08 mm, dan diberi lubang sebanyak 15 Ukuran polybag ini cukup untuk kopi Arabika tipe katai, sedangkan tipe/klon/varietas lain ukuran polybag perlu disesuaikan.

2. Polybag  diisi   dengan   media   tumbuh   (jenisnya   sama dengan bedengan pembenihan) dan disiram air hingga basah menggunakan ge Selanjutnya, diatur/ditata di bedengan   dengan   jarak   antar   polybag   sekitar   7   cm sehingga jika lebar bedengan 120 cm dapat diisi dengan enam baris.

3. Sebelum  benih   kopi   yang   terpilih   ditanam,   akarnya dipotong 5,0–7,5 cm dari pangkal dan polybag yang berisi media tumbuh ditugal sedalam ± 10 Setelah benih ditanam dalam, tanah dipadatkan (menggunakan tangan) agar akar tidak menggantung (tanah berongga) dan diusahakan agar akar tidak terlipat/bengkok.



Pemeliharaan benih

Agar benih kopi tumbuh dengan baik maka perlu dilakukan pemeliharaan yang intensif.  Kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan sebagai berikut:

1. Agar benih dapat beradaptasi dengan  kondisi di lapang (kebun), secara bertahap intensitas cahaya matahari pada areal pembenihan dinaikkan dengan cara membuka naungan sedikit demi sedikit. 

2. Penyiraman  benih   dilakukan   sesuai   dengan   kondisilingkungan (terutama curah hujan).

3. Media tumbuh  digemburkan  setiap  dua  bulan  sekali, rumput/gulma yang tumbuh dibersihkan/dibuang.

4. Pupuk yang  diberikan  pada  benih  kopi  dapat  berupa padatan maupun larutan dan dosisnya disesuaikan dengan umur be Apabila berupa padatan, pada umur 1–3 bulan dosisnya adalah 1 g Urea/benih  + 2  g  SP36/benih + 2 g KCl/benih. Pada umur 3–8 bulan diberikan 2 g Urea / benih. Jika  berupa  larutan  Urea  diberikan  dengan  konsentrasi 0,2% sebanyak 50–100 ml/benih/2 minggu.

5. Hama yang sering menyerang benih kopi adalah ulat kilan, belalang, dan bekicot, sedangkan penyakit yang sering dijumpai adalah rebah batang (Rhizoctonia solani). Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara manual maupun

4. Benih kopi siap ditanam pada umur 10-12 bulan setelah penyemaian atau telah mempunyai 5 pasang daun dewasa.

Semoga pembuatan bibit kopi iniberhasil dan dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Wates Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo dan hasilnya nanti dapat meningkatn taraf hidup masyarakat setempat.